banner 728x250

Reog Mapak Poso Bersama Santri Kalong

Reog Ponorogo Mapak Poso 1446 Hijriyah Bersama Santri Kalong

ProKontra, Magetan – Banyak aneka cara masyarakat, Organisasi, perkumpulan, yayasan atau pesantren menjemput datanya bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah seperti contohnya Paguyuban Seni Budaya Santri Kalong yang berpusat di Dukuh Kambingan, Desa Kuwonharjo, Takeran, menggelar acara “Reog Mapak Poso” (Reog menjemput ramadlan) pada Kamis malam, 27 Februari 2025.

Acara ini menjadi bagian dari serangkaian kegiatan Santri Kalong dalam berkegiatan Nyantri Reog (Belajar Reog) dalam rangka menjelang masuknya bulan ramadlan pada tahun 1446 Hijriyah atau 2025 Masehi.

“Dengan slogan “Sholat Cagak e Agomo, Budoyo Budi Pekertine Bongso” paguyuban ini berkomitmen menjaga identitas budaya melalui seni yang telah diwariskan turun-temurun,” ujar pengasuh Paguyuban Seni Budaya Santri Kalong, Mbah Maryono.

Mbah Maryono bercerita sejak didirikan, paguyuban ini telah menjalankan program latihan secara rutin setiap malam minggu. Para Santri Reog tidak hanya berfokus pada teknik, tetapi juga pada pemahaman filosofi yang terkandung dalam setiap gerakan dan pertunjukan Reog Ponorogo.

“Reog Santri Kalong ini diharapkan menjadi salah satu sarana belajar generasi muda para santri non pondok untuk mengenal seni budaya reog dan menjadikan salah satu sarana dakwah mempererat tali silaturrahmi,” tuturnya.

Selain itu, Ketua Paguyuban Seni Budaya Santri Kalong, Sifaul Anam, yang akrab disapa Gus Anam menyebut pentingnya menjaga tradisi dan kearifan lokal agar tidak tergerus akibat dampak era digitalisasi modern. Menurutnya, selain untuk melatih keterampilan seni tradisional, Santri Kalong Nyantri Reog ini bertujuan turut serta dalam menjaga identitas budaya bangsa, menanamkan nilai-nilai luhur.

“Didalam sebuah negara itu terdapat bangsa dari kesatuan masyarakat yang perilakunya dibentuk berdasarkan agamanya dan warisan nilai nilai adat budaya pada leluhur. Sehingga secara tidak langsung budaya yang diciptakan dan dilestarikan turun menurun tentu dapat membentuk karakteristik tersendiri dalam sebuah masyarakat,” ujar Gus Anam.

Melalui pengenalan seni budaya reog ponorogo terhadap komunitas Santri Kalong ini, Gus Anam berharap mendapatkan bimbingan mengenal dan turut melestarikan budaya tradisional Reog Ponorogo yang sarat akan nilai historis dan filosofinya.

Penulis: Esti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *