ProKontra, Magetan – Suasana haru dan bangga mewarnai halaman Pondok Pesantren (Ponpes) Baitul Qur’an Al Jahra Magetan, Minggu (01/06/2025).
Sebanyak 215 santri dari jenjang SMP IT dan MA IT diwisuda dalam Haflah Takharruj Tahun Ajaran 2024/2025. Tak hanya menuntaskan pendidikan formal, mayoritas dari mereka juga menorehkan prestasi sebagai hafiz dan hafizah Alquran.
“Wisuda ini bukan sekadar simbol kelulusan, melainkan hasil dari proses panjang pendidikan terpadu. Di ponpes ini, pendidikan formal berjalan beriringan dengan program tahfidz dan takhossus, yaitu program khusus menghafal Al Qur’an intensif selama tiga bulan,” ujar Ketua Harian 1 Yayasan Ponpes Baitul Qur’an Al Jahra Magetan, Isgianto.
Dari total santri yang diwisuda, 162 berasal dari SMP IT dan 53 dari MA IT. Mereka terdiri dari 104 putra dan 111 putri, berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan luar provinsi.
Isgianto menambahkan, “Semua siswa yang diwisuda kali ini memiliki hafalan Al Qur’an, ada yang 30 juz, 20 juz, 15 juz, minimal 5 juz. Ini karena memang latar belakang kami adalah pondok pesantren tahfidz.”
Tak hanya itu, sebanyak 31 santri yang telah menyelesaikan hafalan 30 juz lebih dulu diwisuda dalam seremoni khusus bersama Bupati Magetan di Pendapa Surya Graha. Momentum ini menjadi bukti konsistensi Ponpes Al Jahra dalam melahirkan generasi penghafal Alquran yang unggul.
Ketua Harian 2 Yayasan Nur Rosyidah (YNR), Ustadz Hasan Iqbal Tontowi, juga menyampaikan bahwa mayoritas lulusan tahun ini telah menapaki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
“Beberapa sudah diterima di perguruan tinggi negeri dan swasta. Dari total 52 santri, sekitar 50 persen lolos ke PTN,” ungkapnya.
Menariknya, lulusan MA IT Ponpes Al Jahra tak hanya menjadi hafidz, tetapi juga dibina untuk menjadi tenaga pendidik Alquran. “Lulusan MA kami mayoritas sudah siap mengajar. Mereka yang sudah menyelesaikan hafalan 30 juz langsung kami latih menjadi guru Alquran, bahkan sebagian sudah mengajar di TPA,” tambah Ustadz Hasan Iqbal.
Kebanggaan juga dirasakan para wali santri. Salah satunya, Supriyanto, orang tua dari Jesica, santri asal Palembang. Ia mengaku tak ragu menitipkan anaknya di Al Jahra.
“Yang utama, kami ingin anak-anak punya pondasi agama yang kuat. Saya sudah lihat hasilnya di Jesica. Insya Allah, adiknya nanti juga saya masukkan ke sini,” ucapnya penuh haru.
Jesica sendiri mengungkapkan kesannya selama belajar di Al Jahra. “Di sini metode menghafalnya bagus, lebih terstruktur. Setelah ini saya mau lanjut ke SMA umum,” tutur Jesica singkat.
Ponpes Baitul Qur’an Al Jahra kian mengukuhkan eksistensinya sebagai lembaga pendidikan yang tak hanya fokus pada capaian akademik, tetapi juga penguatan karakter dan nilai-nilai Islam yang mendalam.