banner 728x250

Program Makan Bergizi di Magetan Belum Sertakan Susu

ProKontra, Magetan – Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Magetan telah dimulai sejak awal pekan ini, menyasar siswa PAUD hingga tingkat SMK sederajat.

Meski bertujuan memenuhi kebutuhan gizi harian, hingga hari kedua program berjalan, susu belum menjadi bagian dari menu yang disajikan.

Pantauan di SD Tambran, Selasa (7/1/2025), sebanyak 45 siswa menerima menu makan bergizi tanpa tambahan susu. Menu tersebut menampilkan variasi sayur dan buah dibandingkan hari sebelumnya.

Program ini melibatkan 2.913 siswa dari 19 lembaga pendidikan dengan dukungan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berlokasi di Kelurahan Tambran sebagai dapur umum.

Dandim 0804/Magetan Letkol Inf. Hasan Dasuki memastikan bahwa sajian makanan dalam program MBG telah memenuhi standar gizi harian.

Namun, terkait absennya susu, ia menyatakan belum ada instruksi lebih lanjut dari pemerintah pusat. “Belum, belum ada arahan lebih lanjut soal itu dari pusat,” ujar Hasan.

Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Peternakan Disnakkan Magetan, Thonie Ivan Prasetyo, mengungkapkan bahwa penggunaan susu pasteurisasi belum dianjurkan karena daya tahannya yang hanya lima jam. Ia menyarankan agar program ini memakai susu ultra-high temperature (UHT).

“Melihat perkembangan di pusat maupun provinsi, pada acara-acara resmi memang belum berani menggunakan susu pasteurisasi. Maka, kami menyarankan untuk MBG ini menggunakan susu UHT,” jelas Thonie, Selasa (6/1/2025).

Produksi susu di Magetan sejatinya telah berjalan dengan pengiriman hasil ke industri pengolahan susu (IPS). Namun, Kabupaten Magetan belum memiliki fasilitas pengolahan susu UHT, sehingga pengolahan susu lokal terbatas pada pasteurisasi di dua titik.

“Fasilitas pengolahan susu UHT di Magetan belum ada. Untuk pasteurisasi, sudah ada dua titik,” imbuh Thonie.

Ketiadaan fasilitas UHT ini diduga menjadi salah satu penyebab utama absennya susu dalam menu MBG. Meski demikian, program ini tetap menjadi upaya signifikan untuk meningkatkan gizi siswa meskipun masih menghadapi tantangan dalam penyediaan asupan susu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *