ProKontra, Ponorogo – Ribuan pesilat dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Ponorogo Pusat Madiun memadati Alun-alun Ponorogo untuk mengikuti acara Bumi Reog Berdzikir (BRB), yang berlangsung pada Minggu (29/12/2024).
Pesilat yang berasal dari 21 kecamatan di Ponorogo hadir dengan mengenakan pakaian sakral serba hitam lengkap dengan sabuk mori. Acara dibuka dengan penampilan khas reog Ponorogo, yang melibatkan 102 dadak merak, puluhan jathil, dan bujang ganong, semuanya mengenakan seragam PSHT.
Selain atraksi reog, peserta juga menyaksikan pertunjukan khas PSHT yang memukau. Setelahnya, sekitar 50 ribu pesilat berkumpul dalam dzikir bersama, memanjatkan doa untuk memohon keberkahan dan melakukan introspeksi diri menjelang pergantian tahun.
“Bumi Reog Berdzikir adalah kesempatan untuk evaluasi diri dan bertanggung jawab atas segala perbuatan kepada Allah SWT, sekaligus mempersiapkan diri untuk tahun 2025 yang lebih baik,” ungkap Ketua PSHT Cabang Ponorogo Pusat Madiun, Moh Komarudin.
Ketua Umum PSHT Pusat Madiun, R. Moerdjoko Hadi Wiyono, menambahkan bahwa acara ini bertujuan untuk mempererat persaudaraan antarwarga PSHT dan menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat.
“Acara ini juga mengingatkan kita untuk menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat, serta memastikan kehadiran PSHT memberikan manfaat,” ujar R. Moerdjoko.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menyampaikan rasa syukur atas kelancaran acara dan menyatakan bahwa BRB akan menjadi agenda tahunan Pemkab Ponorogo. Ia juga berencana mempersembahkan acara yang lebih spektakuler tahun depan, termasuk penambahan elemen cahaya di malam hari.
“BRB adalah simbol persaudaraan. Tahun depan kami akan membuat acara ini lebih meriah,” kata Sugiri.
R. Moerdjoko mengapresiasi antusiasme peserta dan dukungan dari berbagai pihak yang membuat BRB 2024 sukses dan berkesan. Ia yakin, tahun depan acara ini akan membawa dampak positif yang lebih besar untuk Ponorogo.
