ProKontra, Magetan – RSUD dr. Sayidiman Magetan angkat bicara terkait meninggalnya pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) asal Parang yang akhirnya dirujuk ke RSU ‘Aisyiyah’ Ponorogo. Pihak rumah sakit menegaskan bahwa prosedur rujukan sudah dijalankan sesuai aturan.
Direktur RSUD dr. Sayidiman, dr. Rochmad Santoso, menjelaskan bahwa sistem rujukan melalui Sistem Rujukan Terintegrasi (Sisrute) telah digunakan untuk berkoordinasi dengan Puskesmas Parang. Namun, saat permintaan rujukan masuk, kondisi Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan ruang rawat inap dalam keadaan penuh.
“Permintaan rujukan diterima lewat Sisrute, tapi pada saat itu IGD memang penuh. Kami memberikan jawaban, dan harapan kami pihak puskesmas bisa mencari alternatif rujukan lain,” ujar Rochmad, Jumat (21/2/2025).
Ia menambahkan bahwa pihak rumah sakit sebenarnya sudah siap menerima pasien pada pukul 15.00 WIB, tetapi keluarga pasien lebih dulu memutuskan untuk membawa Suyanti ke Ponorogo.
“Kami siap menerima pasien, tetapi keluarga memilih rumah sakit di Ponorogo,” ungkapnya.
Rochmad juga mengungkapkan bahwa saat ini RSUD dr. Sayidiman mengalami lonjakan jumlah pasien akibat meningkatnya kasus DBD dan diare.
Pada 2024, jumlah pasien rawat inap di RSUD ini mencapai 21 ribu orang, naik dari 17 ribu pada tahun sebelumnya. Layanan IGD pun mengalami peningkatan signifikan dari 19 ribu menjadi 27 ribu pasien.
Kondisi ini, menurutnya, berimbas pada tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupation Rate (BOR) yang sangat tinggi. RSUD dr. Sayidiman harus menyesuaikan kapasitas rawat inap sesuai dengan aturan Kelas Rawat Inap Standar yang ditetapkan BPJS Kesehatan.
Klarifikasi ini menjadi respons atas sorotan terhadap sistem rujukan pasien gawat darurat, yang dinilai masih memiliki kendala dalam kecepatan komunikasi dan kepastian penanganan pasien.