ProKontra, Magetan – Setelah sempat memanas akibat insiden antar kelompok, seluruh perguruan pencak silat di Kabupaten Magetan akhirnya duduk bersama dan menyepakati jalan damai.
Lewat fasilitasi Pemerintah Kabupaten Magetan, Polres Magetan, dan Kodim 0804/Magetan, deklarasi damai resmi diteken dalam acara yang digelar di Pendopo Surya Graha, Senin (21/4/2025).
Momentum ini sekaligus dirangkaikan dengan halal bihalal Forkopimda bersama para ketua perguruan dan pengurus Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Magetan, sebagai simbol silaturahmi dan komitmen bersama menjaga kondusivitas daerah.
Tak hanya perguruan yang tergabung dalam IPSI, kegiatan ini juga diikuti oleh sejumlah klub bela diri lainnya yang ada di wilayah Magetan.
Deklarasi damai memuat sembilan komitmen utama, mulai dari menjaga kerukunan antar perguruan, menolak provokasi, hingga kesanggupan untuk mendukung aparat keamanan menjaga ketertiban umum.
Kapolres Magetan, AKBP Raden Erik Bangun Prakasa, memberikan apresiasi atas semangat perdamaian yang ditunjukkan para pesilat. Ia menegaskan bahwa pencak silat bukan hanya olahraga, tetapi juga warisan budaya yang menjunjung tinggi nilai persaudaraan.
“Pencak silat adalah olahraga warisan budaya bangsa yang telah mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional, seperti pada Asian Games di mana pencak silat menyumbangkan medali terbanyak bagi Indonesia. Karena itu, saya berharap perguruan pencak silat di Magetan dapat menjadi pelopor perdamaian, pelopor persaudaraan, dan pelopor persatuan di wilayah kita,” ucapnya.
Erik juga mengajak seluruh elemen perguruan untuk tak mudah terprovokasi, menjauhi hoaks, dan memperkuat komunikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman di lapangan.
“Saya mengajak seluruh perguruan untuk terus menjaga komunikasi, tidak mudah terpengaruh hoaks, serta berani menolak ajakan yang mengarah pada tindakan anarkis. Mari bersama-sama menjaga kamtibmas di Magetan demi generasi muda yang sehat, cerdas, dan berprestasi,” imbuhnya.
Deklarasi damai ini menjadi langkah penting untuk meredam potensi gesekan antar kelompok sekaligus mengembalikan pencak silat sebagai ruang pembinaan karakter dan perekat persatuan di tengah masyarakat.