ProKontra, Magetan – Upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) melalui pasar murah tampaknya tak mendapat antusiasme besar dari warga.
Berdasarkan pantauan di Pasar Murah yang digelar di halaman Kantor UPTI Kulit dan Produk Kulit, Ringinagung, Magetan, sejak dibuka pada pukul 08.30 WIB, jumlah pembeli yang datang untuk membeli kebutuhan pokok terpantau tidak banyak.
Kasubag Tata Usaha Disperindag Jatim, Marwan, menjelaskan bahwa pasar murah ini bertujuan menekan gejolak harga yang biasanya terjadi di akhir tahun.
“Harapannya dari Pemprov, harga dapat terkendali dan tidak ada gejolak yang signifikan,” ujar Marwan.
Namun, realitas di lapangan menunjukkan daya tarik pasar murah ini belum maksimal. Marwan menduga, salah satu faktor yang menjadi penyebab sepinya peminat adalah selisih harga yang dinilai tidak mencolok.
“Bisa juga karena harganya sudah stabil,” tambahnya.
Sebagai gambaran, harga beras dijual Rp 55 ribu/5 kg, minyak goreng Rp 15 ribu/liter, gula pasir Rp 16 ribu/liter, telur Rp 23 ribu/pax, serta mie instan dibanderol dengan harga Rp 14 ribu/5 pcs,
“Selama ini masyarakat antusiasnya luar biasa. Biasanya kuota beras kita 8 ton ludes sehari, ini cuma 2 ton saja tidak habis,” kata Marwan.
Meski demikian, Sutirah, warga Ringinagung, merasa cukup terbantu dengan adanya pasar murah ini. “Lumayan terbantu, ada beda harganya rata-rata Rp 2 ribu per komoditi,” ujarnya.
Pasar murah ini berlangsung selama dua hari, 10-11 Desember 2024, dan menyajikan berbagai kebutuhan pokok serta produk usaha kecil menengah (IKM).
Pemprov Jawa Timur berharap masyarakat tetap memanfaatkan momen ini untuk mendapatkan barang kebutuhan dengan harga yang lebih terjangkau.