ProKontra, Magetan – Pemerintah Kabupaten Magetan terus mendorong jeruk pamelo naik kelas. Salah satunya lewat Festival Pamelo 2025 yang digelar di Kebun Buah Srogo, Selasa (15/4/2025).
Festival ini menghadirkan tiga kegiatan utama, yakni icip-icip, bazar, dan kontes jeruk pamelo. Sebanyak 71 petani dari Kecamatan Sukomoro, Bendo, Kawedanan, Takeran, dan Parang ikut ambil bagian, membawa pamelo terbaik dari kebun masing-masing.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Magetan, Uswatul Chasanah, menyampaikan bahwa festival ini bukan sekadar ajang promosi, tapi juga bentuk penghargaan bagi para petani jeruk lokal.
“Festival ini untuk apresiasi petani biar lebih bersemangat lagi menanam jeruk. Diharapkan ke depan jeruk pamelo ini lebih dikenal secara luas karena sebagai ciri khas Kabupaten Magetan,” ujar Uswatul.
Ia menjelaskan, saat ini terdapat 12 varietas pamelo lokal yang berkembang di Magetan. Tiga di antaranya sudah terdaftar sebagai varietas unggul nasional di Kementerian Pertanian pada 2024. Tahun ini, varietas Pamelo Sayutan juga tengah diajukan untuk masuk sebagai varietas unggul nasional setelah mendapat sertifikat unggul lokal.
Sementara itu, dipilihnya Kebun Buah Srogo sebagai lokasi festival juga bukan tanpa alasan. Selain sebagai lokasi percontohan pamelo, tempat ini sekaligus dipromosikan sebagai destinasi agrowisata di Magetan.
“Kan di sini sama-sama buah, di sini memang ada percontohan sedikit untuk pamelo, cuma hanya untuk koleksi karena memang kalau ditanam di luar lokasi kadang rasanya berbeda,” imbuh Uswatul.
Pj Sekda Magetan, Winarto, yang hadir dalam acara ini turut memberi dukungan terhadap upaya peningkatan kualitas jeruk pamelo lokal.
“Sebagai penggemar jeruk, varietas pamelo luar biasa. Banyak tandingan dari luar daerah, namun dari sisi rasa hasil survei, Magetan yang paling luar biasa,” ujarnya.
Ia menambahkan, perlu dukungan serius untuk meningkatkan kualitas bibit, pengelolaan pascapanen, dan perlindungan tanaman dari hama.
“Buah jeruk sangat rentan dengan lalat buah, kendala lagi ketika kemarau setelah panen jeruk otomatis air banyak sekali susut sehingga berdampak pada batang utama, akhirnya muncul jamur yang jadi penyebab matinya batang jeruk tersebut. Kami mengajak semuanya, para petani dan dinas terkait, untuk penanganan secara serius,” tegasnya.
Winarto juga menyinggung pentingnya inovasi produk turunan, seperti manisan kurmelo (kulit jeruk pamelo), agar bisa memiliki nilai tambah dan menggerakkan UMKM.
Dengan sekitar 380 ribu pohon pamelo tersebar di wilayah Magetan, Festival Pamelo 2025 menjadi langkah nyata untuk memperkuat pamelo sebagai komoditas unggulan dan identitas daerah.