ProKontra, Ponorogo – Suasana kantor-kantor pemerintahan di Ponorogo terlihat berbeda pada Senin (21/4/2025).
Seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) kompak mengenakan busana adat nasional dalam rangka memperingati Hari Kartini. Para pegawai perempuan tampil anggun mengenakan kebaya, sementara yang laki-laki gagah memakai baju warok khas Ponorogo.
Kebijakan tersebut mengacu pada Himbauan Bupati Ponorogo nomor 400.2/KH/1045/405.10/2025. Dalam surat edaran tersebut, Bupati Sugiri Sancoko meminta seluruh ASN di lingkungan Pemkab Ponorogo untuk mengenakan pakaian khas Ponorogo sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan R.A. Kartini.
“Ini bentuk penghormatan dan penanda perjuangan. Kita ingin mengilhami dan mewarisi semangat Kartini dalam kehidupan ASN sehari-hari,” ujar Bupati Sugiri Sancoko yang akrab disapa Kang Giri, usai memimpin apel Hari Kartini.
Menurutnya, kebaya bukan sekadar pakaian, tapi simbol budaya dan identitas perempuan Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO.
“Saya ingin perempuan-perempuan di Pemkab Ponorogo menjadi penggerak perubahan. Seperti Kartini, yang membuka jalan lewat gagasannya,” imbuhnya.
Pantauan di beberapa kantor dinas, para ASN perempuan tampak tetap luwes dan aktif meski mengenakan kebaya.
Warna-warni kebaya yang dikenakan pun membuat suasana apel peringatan Hari Kartini lebih semarak.
Kang Giri juga menyinggung pentingnya peran ibu dalam pendidikan dan pembentukan karakter.
“Pendidikan yang baik itu berbasis ibu. Ibu yang ngajari ngaji, ibu yang jadi tumpuan anak. Ayo, kita lanjutkan perjuangan Kartini bersama-sama,” pungkasnya.
Selain menjadi ajang penghormatan kepada pahlawan emansipasi, momen ini sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya kesetaraan gender dan peran aktif perempuan dalam pemerintahan dan masyarakat.